GERAKAN STOP ASIAN HATE MEREBAK DI AMERIKA
CADENZA, TANGERANG- Baru-baru ini, tagar #StopAsianHate menjadi trending topik di Twitter. Hal ini sendiri terjadi karena adanya tindakan rasisme keji yang diterima oleh orang-orang Asia yang menetap di Amerika. Terdapat beberapa kejadian yang memicu adanya gerakan besar ini.
Semenjak pandemi COVID-19 yang dimulai pada tahun 2020 lalu, banyak orang-orang Asia yang mendapat perlakuan kurang mengenakkan. Hal ini dikarenakan virus COVID-19 itu sendiri datang dari China, sehingga banyak orang Amerika yang memiliki pandangan miring terhadap orang Asia. Bahkan hal ini diduga menjadi lebih parah karena presiden Donald Trump sering menyebut bahwa virus ini sebagai virus China atau Virus Kungfu.
Tindakan rasis ini bukan hanya berbentuk verbal saja melainkan juga nonverbal atau fisik. LSM, lembaga antirasialisme terhadap warga Asia di AS, Stop AAPI mencatat, dari bulan Maret 2020 sampai Februari 2021 terdapat 3.795 insiden yang terjadi terhadap orang Asia di Amerika. Mayoritas laporan mencatat bahwa sebanyak 68% merupakan pelecehan verbal, sementara 11% melibatkan kekerasan fisik.
Puncak kejadian ini yaitu pada Selasa malam (16/03/2021), di mana terjadi serangan penembakan terhadap delapan orang di area spa di Atlanta. Sebanyak delapan orang tewas di tempat, dan enam di antaranya merupakan wanita Asia yang bekerja di panti pijat.
Hal tersebut membuat pemerintah di AS diminta untuk turun tangan. Karena kasus rasis seperti bukanlah hal baru dan memang sudah terjadi sejak lama. Namun, karena adanya COVID-19, semua bertambah buruk. Bahkan banyak orang Asia di sana yang takut untuk keluar karena khawatir akan keselamatannya. Walau sudah banyak aksi yang dilakukan masyarakat bahkan sudah menjadi trending di media sosial, pemerintah Amerika belum bertindak lebih jauh lagi mengenai kasus ini.
Komentar
Posting Komentar